Teropong Bintang Sextan
Sebelum mengenal GPS, para penjelajah di abad ke-18 pada umumnya menggunakan sebuah alat navigasi manual untuk menentukan posisi kapal pada saat berlayar di laut lepas. Alat navigasi yang berukuran kecil ini dinamakan dengan teropong Sextant. Ditemukan oleh John Hadley dan Thomas Godrey pada tahun 1730, alat ini terdiri dari komponen rumit berupa kaca filter, cermin index, cermin horizon, micrometer drum, busur derat, teleskop, dan juga indeks lengan.
Secara umum, prinsip kerja Sextant adalah mengukur ketinggian benda langit di atas cakrawala. Pertama-tama, posisikan cermin horizon ke arah cakrawala. Kedua, arahkan cermin index ke arah benda angkasa, bisa matahari, bulan, dan bahkan rasi bintang. Ketiga, posisikan benda langit sejajar dengan garis horizon lalu mulai membaca sudut ketinggiannya. Tapi jangan lupa, selama mengukur sudut, pastikan melakukannya dengan cepat dan tepat. Catat juga waktu tiap detik, menit, dan jamnya, karena kesalahan menit dapat menyebabkan kapalmu melenceng satu mil di lautan.
Bahan : Logam | ||
Jenis : Geografi | ||
Nomor Inventaris : 624 | ||
Lembaga : Museum Nasional Indonesia |
Topik keterkaitan
Beberapa topik yang terkait dengan data tersebut